Menjadi
tuan rumah Asian Games adalah tantangan berat bagi Indonesia, khususnya
Jakarta. Dua tahun kurang bukanlah waktu yang singkat untuk mengebut persiapan
menjadi tuan rumah ajang olahraga terakbar sebenua. Jangankan membangun sarana
dan prasarana olahraga baru, macet dan banjir yang jadi masalah rutin pun tak
kunjung usai atau setidaknya berkurang secara signifikan. Namun, momentum Asian
Games menjadi aji mumpung terbesar untuk membereskan semuanya.
Tak mudah
membenahi kota yang sudah terlanjur salah urus ini. Ibarat mati satu tumbuh
seribu, masalah satu selesai, masalah lain menyerbu. Sebagai kota terbesar
se-Indonesia, sementara desa-desa tak menjanjikan penghidupan, Jakarta harus
menanggung beban urbanisasi yang sangat memusingkan.
Kepadatan
penduduk yang tak wajar, kemacetan yang kini mampir ke gang-gang, hingga
catatan kriminal yang terus menambah halaman, adalah pekerjaan rumah yang sulit
diselesaikan. Belum lagi bicara sarana olahraga yang jadi syarat utama, kawasan
Senayan sudah terlalu tua dan sebenarnya butuh regenerasi juga.
“Jika
mungkin, dirikanlah suatu kompleks gedung-gedung dan tempat-tempat olahraga
yang baru sama sekali untuk kepentingan Asian Games,” ujar Presiden Sukarno
saat menerima kepastian Indonesia terpilih menjadi tuan rumah Asian Games IV,
tahun 1962. Lain ladang, lain belalang. Lain dulu, lain sekarang. Sarana yang
dibangun setengah abad silam cukup direnovasi saja saat ini.
Masalah di
kota berbentuk segitiga terbalik ini terlihat sangat rumit, namun bila diamati
lebih cermat, kota ini hanya perlu menegakkan aturan. Normalisasi sungai memang
perlu, tapi normalisasi trotoar dan jalan raya juga tak kalah perlu. Jalan raya
yang sejatinya adalah tempat kendaraan berjalan, tapi di sini malah digunakan
berjualan. Trotoar yang merupakan milik pejalan berkaki dua, tapi di sini justru
si lima kaki yang punya kuasa.
Banyak yang
bilang kalau Jakarta lebih kejam dari ibu tiri, tapi kenyataan justru menunjukkan
Jakarta jauh lebih ramah dari sales
promotion girl di pekan raya. Bayangkan saja, pelanggaran demi pelanggaran
dibiarkan berkembang biak. Kesalahan diwariskan terus-menerus.
Para pencari
nafkah tak pernah merasa berdosa ketika berdagang di jalanan dan menyebabkan
antrean kendaraan yang mengular. Yang lainnya juga tak merasa berdosa ketika
membangun gubuk di pinggir kali sehingga menyebabkan banjir tahunan.
Tentu bukan
salah mereka sepenuhnya. Sebagai ibu kota negara, sudah sewajarnya Jakarta
menjadi destinasi penduduk dari seluruh negeri. Saat desa tak memberi sinyal
perbaikan, kota adalah tujuan kaum yang berani mengadu nasib menambah
pendapatan.
Saat
kerlap-kerlip lampu diskotek di Kemang tak pernah redup, kegaduhan lain mencuri
perhatian, utamanya di lini masa social
media. Gubernur Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang terpeleset lidah
karena berulang kali dijoroki dengan isu kepercayaan menjadi topik yang paling
banyak diperbincangkan. Aksi massa di pengujung tahun 2016 menghasilkan
gambar-gambar yang sangat nyeni saat ditampilkan di headline koran.
Kebetulan,
negara tercinta bernama Indonesia punya hajat besar tahun ini. Pilkada namanya,
menjadi istimewa karena pelaksanaannya serentak di 101 wilayah. Walaupun
serentak, tetap saja Jakarta yang menjadi gula-gula. Media nasional mulai dari
cetak, daring, televisi, hingga radio berlomba-lomba menyajikan liputan soal
Pilkada Jakarta. Daerah lain cuma jadi kacang goreng di semangkuk bubur ayam,
yang keberadaannya hampir tak berpengaruh pada rasa.
Bahkan jauh
sebelum tenggat pendaftaran calon gubernur, gonjang-ganjing soal siapa yang
jadi pesaing petahana santer terdengar seantero negeri. Ada mantan menteri Pemuda
dan Olahraga yang giat pramuka, ada anggota DPRD yang pamornya mentereng di
Pasar Tanah Abang, ada pengacara yang pernah main film seri sebagai laksamana,
dan tak ketinggalan mantan aktivis yang sempat menjabat menteri koordinator
Kabinet Kerja walau hanya sesaat.
Waktu
berlalu. Semua yang disebutkan di paragraf sebelumnya bubar jalan tak ada yang
melenggang. Yang naik ke permukaan justru cukup mengejutkan. Cikeas yang sempat
satu dekade jadi penguasa mengutus Agus Harimurti Yudhoyono untuk maju bersaing
menjadi gubernur Daerah Khusus Ibu kota. Mantan None Jakarta, Sylviana Murni,
didapuk sebagai calon wakilnya. Calon petahana yang sebelumnya ingin maju lewat
jalur independen mendadak memilih kubu Banteng sebagai kendaraan politik mempertahankan
jabatan. Hambalang memilih Anies Baswedan dan Sandiaga Uno sebagai duet yang
mengandalkan sikap dan gestur kebalikan dari petahana.
Semua calon
memiliki visi dan misi yang baik. Tujuannya tentu perbaikan untuk Jakarta. Agus
yang muda dan punya pengalaman di militer menjanjikan ide-ide segar dan
kreatif. Ahok yang kinerjanya jelas terlihat dalam beberapa tahun ke belakang
tentu tak diragukan untuk memimpin satu periode lagi. Anies yang cara bicaranya
sejuk dan kenyang pengalaman di dunia pendidikan berhasrat menerapkan demokrasi
santun untuk Jakarta dan Indonesia secara umum.
Namanya
juga kompetisi, saling cela antar-pendukung menjadi hal yang jamak ditemukan,
di dunia maya atau di tongkrongan. Seakan-akan nasib kira-kira sepuluh juta
penduduk kota ditentukan siapa calon yang menang. Pendukung yang satu bicara
jagoannya yang paling baik, pendukung yang dua dan tiga pun begitu. Dukungan
berlebih kadang mengaburkan kebaikan-kebaikan yang terkandung pada lawan main.
Rakyat
Jakarta (sebagian besar) menaruh perhatian lebih pada Pilkada tahun ini. Debat
calon yang disiarkan langsung di stasiun televisi nasional menjadi acara yang
dinanti. Bahkan, nonton bareng debat menjadi hal yang cukup sering terlihat,
hampir sama antusiasmenya ketika tim nasional sepak bola sedang bertanding.
Mohammad
Hatta pernah menulis dalam Daulat Ra’yat
tanggal 10 Agustus 1933 yang diberi judul “Sukarno Ditangkap”. Tulisan itu
sebagai tanggapan atas ditangkapnya Sukarno oleh pemerintah Hindia Belanda
karena kegiatan politiknya yang dinilai mengancam. Berikut adalah kutipan dari
tulisannya:
“Pergerakan
kita tak boleh tinggal pergerakan pemimpin, yang hidup dan mati dengan pemimpin
itu. Akan tetapi, pergerakan kita harus menjadi ‘pergerakan pahlawan-pahlawan
yang tak punya nama’, artinya pergerakan rakyat sendiri, yang tidak tergantung
kepada nasibnya pemimpin.”
Sepertinya ungkapan
Historia Magistra Vitae yang berarti sejarah
adalah guru kehidupan benar adanya. Anjuran Bung Hatta cukup relevan bila
ditarik ke masa kini, meski konteks dan kejadiannya jauh berbeda. Warga Jakarta
terlalu sibuk mengomentari pemimpin atau calon pemimpinnya. Sibuk mencari baik
dan buruknya, membandingkan, hingga menuduh yang bukan-bukan.
Gubernur
terbaik di dunia pun rasanya tak akan mudah membangun kota yang isinya para
pelanggar aturan. Tidak usah jauh-jauh mengambil contoh. Jalan raya sudah
menjelaskan semuanya. Kita terlalu jeli melihat ke luar sehingga lupa memandang
diri kita sendiri.
Sudahkah
kita berhenti di belakang garis setop saat lampu berwarna merah? Sudahkah kita
membuang sampah pada tempatnya? Sudahkah kita memiliki izin legal dalam
mendirikan bangunan dan tempat usaha? Sudahkah kita tahan untuk tidak masuk
jalur TransJakarta meski tak ada petugas yang berjaga?
Antara
Agus, Ahok, dan Anies, yang kebetulan memiliki aksara sama di awal nama
panggilannya, bakal ketempuhan tanggung jawab soal Asian Games setahun mendatang.
Ajang tersebut bukan hanya mempertaruhkan muka Bapak Gubernur terpilih,
melainkan muka seluruh warga Jakarta dan Indonesia secara umum. Mari sambut
Asian Games dengan berlaku tertib di jalan, membuang sampah di tempatnya, dan
bertindak sopan kepada siapa saja. Ajangnya memang tak lama, tetapi kesannya
akan melekat selamanya.
Siapa pun
pemimpinnya, asal bukan penjahat, pasti akan mudah bila ia tak bergerak
sendiri. Jakarta butuh gerak rakyatnya sendiri untuk memuluskan program-program
baiknya. Jakarta butuh rakyat yang sadar mana yang benar dan mana yang salah. Persis
dengan kata-kata Bung Hatta yang ditulis dalam otobiografinya, Untuk Negeriku, berikut ini:
“Bagaimana cakap dan pandai seorang pemimpin, kalau rakyat tidak mempunyai kemauan dan keinsafan, pergerakan akan tinggal sia-sia.”
“Bagaimana cakap dan pandai seorang pemimpin, kalau rakyat tidak mempunyai kemauan dan keinsafan, pergerakan akan tinggal sia-sia.”
BONUS FREECHIP HARIAN!
BalasHapusCemePoker merupakan agen Poker Online, Domino, Ceme, dan Capsa yang sediakan berbagai tidak sedikit game bersama 1 user ID saja dan cemepoker di anugerahkan yang merupakan perutusan judi poker dengan rating win tertinggi.
cemepoker menjamin 100% keamanan segenap membernya masih pemain Poker ana dijamin 100% Player VS Player.
janganlah lupa nantikan pemberian menghela tiap-tiap bulannya dan sawab referal sama tua pandangan hidup
https://www.pokerceme.info/daftar-poker-online-deposit-via-ovo/
Ayo gabung hari ini di cemepoker.biz
BONUS 10% SETIAP HARI
BalasHapusCabang Bandar Taruhan Judi Bola Sbobet Online Terpercaya dan terbaik yang sediakan jasa pelayanan guna pembukaan akun permainan judi atau taruhan online pada kamu di kantor cabang judi online yang berperingkat International, berlaku dan terpercaya hanya di http://104.248.148.252/.
Sbg Cabang Bola Sbobet Indonesia Terpercaya, ZeusBola telah berkerja sama bersama kongsi Sbobet beroperasi di Asia yg dilisensikan oleh First Cagayan Leisure & Resort Corporation, Manila-Filipina dan di Eropa dilisensikan oleh orang nomor 1 Isle of Man buat beroperasi sbg juru taruhan sport sedunia.
https://bolazeus.info/2019/01/03/bermain-judi-online-terpercaya-menggunakan-deposit-via-pulsa/
https://bolazeus.info/2019/01/02/situs-poker-online-deposit-via-pulsa/
https://bolazeus.info/2019/01/01/kelebihan-bermain-taruhan-online-deposit-via-pulsa/
Ayo daftar sekarang di Zeusbola ---> http://104.248.148.252/
BONUS 10% SETIAP HARI
BalasHapusPerizinan Bandar Taruhan Judi Bola Sbobet Online Terpercaya dan paling baik yang sediakan jasa layanan kepada permulaan akun permainan judi atau taruhan online untuk kamu di perutusan judi online yg berperingkat International, resmi dan terpercaya hanya di Bolazeus.
Sebagai Perutusan Bola Sbobet Indonesia Terpercaya, ZeusBola sudah berkerja sama dgn kongsi Sbobet beroperasi di Asia yg dilisensikan oleh First Cagayan Leisure & Resort Corporation, Manila-Filipina dan di Eropa dilisensikan oleh orang nomor 1 Isle of Man kepada beroperasi juga sebagai juru taruhan sport di dunia.
judi deposit pulsa
Daftar sekarang hanya di ZeusBola ---> http://104.248.148.252/