Tontowi Ahmad, Harapan Emas Indonesia


“Ya pastilah, Mas. Saya juga pernah bosan,” kata Tontowi Ahmad dengan senyum nakal yang tersungging dari bibirnya.
Hal tersebut terekam pada salah satu episode dalam acara talkshow di salah satu stasiun televisi swasta. Dialah Tontowi Ahmad yang baru saja menjuarai turnamen bulu tangkis tertua di dunia setelah selama sembilan tahun tak ada satu pun orang Indonesia yang menjuarainya, All England.
Bersama Lilian Natsir, ia berhasil menumbangkan lawan-lawannya hingga akhirnya membawa pulang piala juara All England 2012 nomor ganda campuran setelah mengalahkan pasangan Denmark, Thomas Laybourn/Kamilla Rytter Juhl, dua set langsung, 21-1; 21-19. Terakhir kali Indonesia menjuarai nomor ganda campuran All England adalah ketika Christian Hadinata bersama Imelda Wiguna meraihnya tigapuluh tiga tahun yang lalu.
Tentu ini adalah sebuah prestasi yang luar biasa bagi pasangan yang baru dipasangkan. Sebelumnya, Tontowi berpasangan dengan Greysia Polii dan Liliana berduet dengan Nova Widianto. Tontowi adalah pemain spesialis ganda. Sebelum dengan Greysia, ia pernah dipasangkan dengan Muhammad Rijal dan Shendy Puspa Irawati.
Olimpiade di depan mata. Kini, harapan pecinta olahraga Indonesia, khususnya bulu tangkis, terletak di pundak bocah kelahiran Banyumas, 18 Juli duapuluh lima tahun yang lalu ini.
        Setelah lima edisi Olimpiade sebelumnya kontingen Indonesia selalu berhasil menggondol minimal sekeping emas, rakyat Indonesia tentu ingin mendengar lagi lagu Indonesia Raya berkumandang  di pentas Olimpiade. Tanpa mengecilkan cabang lain, bulu tangkis adalah cabang andalan sekaligus harapan untuk meraih emas yang diimpikan karena hanya cabang inilah yang selalu membawa pulang emas dari gelaran Olimpiade sebelumnya.
foto : Nugroho Sejati
Indonesia, meski akhir-akhir ini seret, tidak pernah kehabisan bintang-bintang baru nan gemilang dalam percaturan tepok bulu dunia. Tontowi Ahmad, bersama Liliana Natsir, yang baru saja menjuarai ajang bergengsi di negara tempat Olimpiade 2012 digelar, Inggris, dan juara Swiss Open Gold Grand Prix hanya dua pekan setelahnya adalah salah satu bintang baru tersebut.
Bersama Liliana Natsir, ia telah membuktikan kepada kita bahwa tak ada lawan yang tak bisa dikalahkan, termasuk pasangan ganda campuran China yang saat ini menempati peringkat nomor satu dunia, Zhang Nan/Zhao Yunlei, yang dikalahkannya di Singapura Open Super Series pada 18 Juni 2011.
Semua syarat untuk menjuarai Olimpiade sudah ada di tangan Tontowi. Mental bertanding, usia emas seorang atlet,  dan pasangan yang pas adalah beberapa syarat tersebut. Liliana Natsir adalah pemain  senior yang pasti ingin sekali mengigit keping emas Olimpiade setelah empat tahun sebelumnya di Olimpiade Beijing 2008 ia hanya berhasil meraih perak bersama Nova Widianto.
Namun, Tontowi hanyalah manusia biasa yang mempunyai faktor psikis yang bisa menghambatnya. Meskipun usianya menginjak usia emas bagi seorang  atlet, namun ia termasuk pemain yang terlambat meroket. Tontowi baru akhir-akhir ini saja “terlihat”, lebih tepatnya setelah dipasangkan dengan Liliana. Harapan yang terlalu besar dari publik dikhawatirkan justru akan menjadi beban bagi pemain yang hobi nonton dan main billiard ini.
Mentalnya juga kadang-kadang masih labil. Sebagai pemain yang “baru”, ia sering terbawa suasana. Misalnya, pada final Indonesia Open Super Series 2011, ia tak sependapat dengan keputusan wasit dan hal itu memecah konsentrasinya dalam pertandingan saat itu sehingga kalah dari lawannya.
Foto : Nugroho Sejati
Pada acara talkshow di salah satu stasiun televisi swasta ia pernah mengungkapkan bahwa sesekali ia pernah bosan dengan rutinitas latihan yang dijalaninya. Pelatihnya juga berujar bahwa Tontowi adalah pemain yang agak nakal. Ia sering dihukum akibat telat datang pada saat latihan.
Tapi, sesungguhnya hal tersebut bukanlah masalah yang serius bagi pemain yang murah senyum ini. Pemain yang memiliki wajah mirip vokalis band ST12 ini, menurut seorang petugas bandara yang pernah salah mengira beberapa waktu yang lalu ketika Tontowi hendak terbang ke London, telah membuktikan kepada kita bagaimana ia bisa menjadi juara.
Dengan tekad yang kuat, berlatih lebih keras, dan sedikit keberuntungan, Tontowi diharapkan bisa memwujudkan harapan seluruh rakyat Indonesia menjadi kenyataan. Mari kita dukung dan doakan bersama-sama. Selanjutnya, kita serahkan kepada Yang Mahakuasa.

Komentar