Petugas Pintu Bus TransJakarta Mengecewakan

          Sehari-hari saya pergi ke kampus menggunakan sepeda motor, tetapi karena ada satu dan lain hal, terpaksa saya menggunakan angkutan umum dan saya pun memilih TransJakarta sebagai sarana transportasi saya. Pada hari itu (Kamis, 13/10) saya ingin mengantar teman saya yang sedang sakit untuk pulang ke rumahnya di Tanjung Priok. Karena tidak ada sepeda motor, saya naik TransJakarta dari halte UNJ dan transit di halte BPKP 1 lalu menyeberang ke halte BPKP 2 sebelum melanjutkan perjalanan dengan TransJakarta jurusan PGC-Tanjung Priok. Namun, setelah bus sampai di halte BPKP 1, petugas jaga pintu yang seharusnya mempersilakan penumpang yang ingin turun terlebih dahulu malah hanya melihat penumpang yang ingin naik tanpa menghiraukan saya dan teman saya yang sudah bilang bahwa kami ingin turun di halte BPKP 1, itu pun setelah pintu bus tertutup. Sopir bus yang mendengar kami, menghentikan laju busnya untuk mundur kembali ke halte BPKP 1 karena belum terlalu jauh terlewat, namun penjaga pintu bus yang bernama HERU (bertugas pada hari Kamis [13/10] dalam bus jurusan Pulo Gadung-Dukuh Atas kira-kira pukul 11.00 WIBB) malah menyuruh sopir untuk jalan terus ke halte selanjutnya dengan nada bicara yang sangat ketus. Hal itu jelas sangat membuang waktu saya yang ingin cepat sampai di halte Tanjung Priok karena teman saya sedang sakit. Akhirnya saya turun di halte Pramuka LIA dan menunggu bus ke arah Pulo Gadung lagi. Saya yang seharusnya bisa langsung menyeberang ke halte BPKP 2 dan naik bus jurusan PGC-Tanjung Priok  seandainya tadi langsung turun di halte BPKP 1 menjadi harus menunggu lagi di halte Pramuka LIA. Waktu sangat terbuang percuma karena bus ke arah Pulo Gadung lama sekali datangnya. Ini kah pelayanan TransJakarta yang katanya dibuat sebagai solusi untuk mengurangi kemacetan Jakarta?

Komentar